Banda Aceh – Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Barat, melakukan kunjungan ke Aceh, Kamis 18/01/2018. Kunjungan tersebut dilakukan untuk mempelajari pengelolaan dana pendidikan yang dipraktekkan di Aceh.
“Kami berpikir ada terobosan luar biasa yang dipraktekkan di Aceh terkait bagaimana pengelola dana pendidikan,” kata Hidayat, Ketua Komisi V DPRD Sumatera Barat dalam pertemuan di Ruang Potensi Daerah.
Pihaknya, ujar Hidayat sudah melakukan studi serupa ke Lembaga Pengelola Dana Pendidikan di Jakarta. Namun demikian, pihak LPDP merekomendasikan Dewan Sumbar untuk belajar langsung ke Aceh. Pasalnya, LPDP pun terbentuk atas inspirasi pengelolaan dana pendidikan di Aceh.
Hidayat mengatakan, Pemprov Sumatera Barat memperoleh dana hibah sekitar Rp50 miliar beberapa tahun lalu. Dana yang didepositokan itu kini berkisar sekitar Rp80 miliar. Dana itu diharapkan segera bisa dinikmati oleh masyarakat Sumbar. Untuk itu, dewan Sumbar datang ke Aceh untuk belajar sistem pengelolaan dana tersebut.
“Kami perlu mendapat referensi dan masukan. Mekanisme penyalurannya seperti apa,” kata Hidayat.
Syahrul Badruddin Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM), menyebutkan Pemerintah Aceh menganggarkan 158 miliar dana pendidikan untuk tahun 2017. Anggaran itu disalurkan bagi pelajar dari jenjang sekolah dasar hingga perkuliahan. Mereka yang diberikan beasiswa adalah siswa kurang mampu dan berprestasi. Mereka yang mendapatkan beasiswa adalah khusus bagi pelajar asal Aceh yang bisa dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk.
Profesor Said Muhammad, Direktur LPSDM Aceh, menyebutkan selain untuk anak yatim dan pengembangan daerah (berprestasi), LPSDM juga merangkul 30 negera sebagai mitra pendidikan. Dua di antaranya adalah Jerman dan Taiwan yang telah dijajaki hingga penandatangan kerjasama. Di mana, mahasiswa yang belajar di sana bisa sekolah gratis. “Kita hanya membayar biaya hidup saja untuk mereka selama di sana,” kata Said Muhammad.
Pemerintah Aceh, lanjut Said Muhammad, juga memberikan beasiswa tanfidz. Mereka akan diberikan dana untuk belajar di Aceh dan setahun di Mesir.
Selain itu, juga ada beasiswa pendidikan dokter spesialis yang dikhususkan bagi dokter di wilayah Tengah, Barat dan Selatan Aceh.
Laisani, Kepala Dinas Pendidikan Aceh, mengatakan Pemerintah Aceh melalui Dinas Pendidikan merekrut 120 ribu siswa yatim di tahun 2008 lalu. Kepada mereka diberikan biaya Rp.150 ribu per anak per bulan.
Di tahun 2017, anggaran beasiswa meningkat hingga Rp.200 ribu per bulan yang diperuntukkan bagi 3.148 siswa. Total anggarannya adalah Rp.176 miliar. Proses rekruitmen sendiri diserahkan kepada pimpinan sekolah dan pimpinan pasantren bagi penerima asal pasantren. [Rilis]