Sigli | ToA – Wakil Ketua Tim Penggerak PKK dan Dekranasda Aceh, Dyah Erti Idawati mengajak seluruh masyarakat untuk terus melestarikan adat dan budaya Aceh di tengah gempuran budaya asing yang masuk ke setiap lini kehidupan masyarakat.
Hal itu dikatakan istri Wakil Gubernur Aceh ini saat menghadiri Festifal Kuliner Pidie di Gedung Meusapat Ureung Pidie, Selasa 3 April 2018.
“Adat dan budaya Aceh merupakan khazanah warisan indatu yang luar biasa kayanya. Warisan yang sangat
berharga ini, bila tidak kita jaga dan lestarikan, akan dengan mudah pudar ditelan zaman,” ujarnya.
Melihat perkembangan era globalisasi ini, lanjut Idawati, bukan mustahil dalam beberapa waktu ke depan, jika semua pihak tidak pandai menjaga adat dan budaya, maka anak cucu Aceh nantinya tidak akan mengenal adat dan budaya mereka.
Untuk itu, ia mengajak semua pihak terus berupaya sekuat tenaga untuk melestarikan dan menjaga adat istiadat dan budaya, agar tetap abadi dan terpelihara sepanjang masa.
Idawati menyebutkan, salah satu bagian dari warisan budaya Aceh adalah makanan khas atau kuliner khas yang mempunyai citarasa unik dan sangat lezat.
Kelezatan rasa itu, lanjut Idawati, berasal dari cara memasak yang khusus, ditambah dengan racikan bumbu-bumbu alami, dan bahan-bahan yang segar.
“Citarasa yang dihasilkan akan menimbulkan sensasi luar biasa bagi para penikmatnya, termasuk mereka yang baru pertama kali mencicipi masakan Aceh,” katanya.
Idawati juga menjelaskan, tiap-tiap wilayah di Aceh memiliki kuliner khasnya masing-masing. Meskipun barangkali namanya sama, namun dari segi citarasa berbeda, misalnya seperti gulai kambing (siekameng) Aceh Besar, berbeda bumbu masak dan citarasanya dengan gulai kambing di tempat lain.
“Kabupaten Pidie dalam hal ini, juga dikenal memiliki ragam kuliner khas yang lezat dan bercitarasa tinggi. Sebut saja misalnya, Sie Itek Masak Puteh, Kuah Pliek U, Eungkot Tumeh,
Bubur Kanji Rumbi, dan lain sebagainya,” ujar Idawati.
Ragam kuliner warisan budaya tersebut, kata Idawati, harus terus dijaga dan lestarikan.
“Karena itu, kami menyambut baik dan sangat apresiatif terhadap penyelenggaraan Festival Kuliner ini, dan berharap agar kegiatan serupa dapat terus dilakukan untuk masa yang akan datang,” katanya.
Idawati menilai, festival ini memiliki makna yang sangat strategis sebagai langkah untuk menjaga dan melestarikan khazanah budaya
Aceh; dan sebagai langkah untuk memperkenalkan makanan Aceh, khususnya kuliner khas Pidie ke masyarakat luas.
Di samping itu kegiatan ini juga bertujuan memberikan dukungan kepada penggiat kuliner Aceh untuk mengembangkan usahanya.
Dengan mempromosikan kuliner Aceh, Idawati berharap para wisatawan semakin banyak berkunjung ke daerah ini.
“Karenanya, kami mengundang para pengunjung festival untuk mencicipi makanan khas Kabupaten Pidie yang disediakan panitia. Nikmatilah citarasa khasnya, dan undanglah rekan sejawat untuk sama-sama menikmatinya.” [Humas Aceh].