Terik matahari mulai menyayat kulit, saat kami akan melakukan perjalanan laut dari pelabuhan Kota Singkil menuju Kepulauan Banyak(6/3). Belum lama ini pemerintah pusat telah menetapkan wilayah kepulauan itu sebagai salah satu destinasi wisata andalan Aceh, khususnya Kabupaten Aceh Singkil.
Kamipun tiba di kawasan kepulauan banyak, setelah menempuh perjalanan lebih kurang 2 jam. Terlihat warna air laut yang bening membiru laksana kaca, dimana kita dapat melihat isi bawahnya tanpa harus menyelam. Sungguh pemandangan yang sangat memanjakan mata.
Selain biru air laut, telihat juga beberapa pulau mengambang di atas permukaan air. Karena itulah, wilayah tersebut dinamai kepulauan banyak. Sebab terdiri dari gugusan-gugusan pulau dan Setiap gugusan pulau tentu memiliki namanya sendiri.
Tujuan utama kami adalah ke Pulau Panjang. Namun, sebelum menuju kesana terlebih dulu bersinggah di Pulau Balai. Pulau ini tidak menjadi tempat liburan dan aktivitas para wisatawan. Karena hampir seluruh bagian dari tempatnya telah dijadikan rumah dan bangunan penduduk setempat. Sebagian besar profesi masyarakatnya adalah nelayan, perikanan dan kelautan merupakan sektor ekonomi andalan mereka.
Ada hal menarik yang terlihat dari ujung Pulau Balai, yakni jembatan laut. Hamparan lautan biru yang jernih di bawah jembatan, ditambah dengan latar belakang langit biru diwarnai sedikit awan putih membuat penampakan jembatan tersebut begitu menakjubkan.
Pemandangan itu seketika mengingatkan kami dengan jembatan laut Cina, yang menghubungkan Hong Kong dengan Makau dan Zhuhai. Namun, jembatan laut di Kepulauan Banyak ini hanya menghubungkan antara Pulau Balai dengan Pulau Teluk Nibung. Oleh sebab itu, masyarakat setempat menamainya Jembatan Balai-Bung.
Keberadaan Jembatan yang instagramable tersebut menjadikan kawasan Pulau Banyak tampak lebih menarik. Bagi para wisatawan sangatlah fantastis jika mengabadikan momen dengan latar belakang Jembatan Balai-Bung.
Usai beberapa saat di Pulau Balai, kamipun melanjutkan perjalanan ke destinasi utama yakni Pulau Panjang. Disebut Pulau Panjang karena bentuknya yang ramping dan memanjang. Jika dipandang dari udara, pulau tersebut laksana noktah alam yang eksotik.
Di antara pulau lainnya di Kepulauan Banyak, Pulau Panjanglah yang cukup memiliki sarana dan prasarana infrastruktur pendukung pariwisata. Jadi tidak heran jika Pulau panjang jadi destinasi utama wisatawan.
Selain tersedianya resort, disitu juga sudah tersedia restaurant untuk melengkapi kebutuhan perut para pelancong. Waktu tempuh dari Pulau Balai ke Pulau Panjang hanya 15 menit menggunakan speedboat.
Kebetulan saat kami tiba disana, hari sudah menjelang sore. Sembari menunggu matahari beranjak ke peraduannya, kami memutuskan untuk bercumbu bersama Pulau Panjang dengan cara berenang dilautan yang menyegarkan.
Pantai Pulau Panjang laksana Maldive, Maladewa bagi wisatawan. Karena pesona bawah lautnya bagaikan aquarium raksasa. Air laut yang membiru selalu menyuguhkan udara segar bagi yang mengunjunginya.
Selain suasana alam yang segar, Pulau Panjang juga memiliki hamparan pasir berwarna putih. Tidak hanya diving dan snorkeling, para pelancong juga bisa menikmati lautan dengan menggunakan banana boat untuk menikmati keseruan.
Setelah menikmati laut, kamipun duduk di atas bangku rakit pinggir pantai sambil menikmati sebatok kelapa muda. Mengamati detik demi detik saat warna langit mulai berwarna kuning kemerah-merahan. Di waktu yang sama, angin pantai berkejaran menerbangkan butiran pasir dan gelombang air laut membuncah hingga terhempas di bibir pantai. Sepotong perahu yang berada sedikit di tengah lautan tampak siluet dengan latar belakang awan yang memerah saga.
Kami sangat takjub dan larut dalam pelukan keindahan Pulau Panjang. Teringat seperti yang dikatakan orang-orang, alam dapat meredam galau jiwa manusia, menenangkan hati dan pikiran. Menurut kami, keindahan alam seperti ini dapat menjadi obat bagi orang-orang kota yang menghabiskan kesehariannya dengan segala hiruk pikuk rutinitas.
Untuk mencapai ke Kepulauan Banyak, dari Aceh Singkil kamu dapat memanfaatkan fasilitas kapal ferry yang beroperasi dua kali seminggu dengan jarak tempuh 4 jam, hari Selasa dan Sabtu. Namun, untuk setiap harinya juga ada kapal kayu milik masyarakat setempat yang bisa kamu gunakan untuk menuju ke Pulau Banyak.[M.Rafsanjani]