ToA | Langsa – Peringatan Hari Keluarga Nasional atau yang biasa disingkat Harganas tahun 2018 berlangsung meriah di Kota Langsa. Rangkaian kegiatan Harganas telah dimulai sejak Sabtu (1/9) malam, di Meuligoe Wali Kota Langsa. Seluruh tamu dan undangan Harganas yang berasal dari seluruh Aceh dan nasional, dijamu makan malam oleh Wali Kota Langsa, Usman Abdullah.
Acara puncak Harganas berlangsung Minggu (2/9/2018) pagi. Di awali dengan Jalan Santai, Pelaksana Tugas Gubernur Aceh yang diwakili oleh Staf Ahli Gubernur Aceh bidang Keistimewaan, SDM dan Hubungan Kerjasama Iskandar AP, bersama Wakil Ketua TP PKK Aceh Dyah Erti Idawati dan Wali Kota Langsa mengikuti jalan santai bersama ribuan masyarakat.
Peringatan Harganas ditandai dengan pelepasan balon ke udara yang dilakukan oleh Staf Ahli Gubernur Aceh bersama bersama Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, tim dari BKKBN Pusat, Ketua TP PKK Aceh dan Wali Kota Langsa, disaksikan oleh ribuan peserta Jalan santai.
Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Iskandar AP menjelaskan, makna hakiki dari peringatan Harganas adalah mengajak semua pihak untuk memberi perhatian lebih besar kepada keluarga.
“Bentuk perhatian kepada keluarga dapat diwujudkan dengan menerapkan 8 fungsi keluarga, yaitu fungsi Agama Sosial Budaya, Cinta Kasih, Perlindungan, Reproduksi, Sosialisasi, Pendidikan, Ekonomi dan Pembinaan Lingkungan. Penerapan 8 poin tersebut diharapkan mampu melahirkan keluarga sejahtera dan berakhlakulkarimah,” ujar Iskandar.
Melalui keluarga, sambung Iskandar, kita bisa membangun Karakter Bangsa melalui program revolusi mental sebagaimana dicanangkan oleh Presiden RI Joko Widodo.
Dalam kesempatan tersebut, Iskandar juga menjelaskan, persepsi atau anggapan masyarakat bahwa KB bertujuan sekedar untuk membatasi kelahiran adalah salah besar.
“Yang benar adalah, Progam KB bertujuan mengatur dan merencanakan kelahiran dengan baik. Melalui cara itu diharapkan anak-anak yang lahir mendapatkan perhatian yang cukup secara mental, spiritual maupun fisik. Setiap anak yang lahir dari keluarga yang ‘samara’, diharapkan menjadi putra bangsa, dan aset negara sebagai pondasi kemajuan bangsa,” kata Iskandar.
Keberadaan generasi-generasi unggul Indonesia akan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Aceh menjadi lebih baik. Angka IPM Aceh saat ini terus meningkat signifikan. Berdasarkan angka IPM Aceh per-bulan Maret 2018, hasil survey 2017, indeksnya adalah 70,60 masuk dalam kategori tinggi, ini meningkat terus sejak tahun 2015, 2016 dan 2017 yang statusnya masih sedang.
“Kita harapkan laporan tahun 2018 nantinya angka ini lebih tinggi lagi. Jika kita berhasil menurunkan angka kemiskinan Aceh lebih baik lagi tahun 2018, sebanyak satu digit lagi, menjadi 14/15 persen, serta alokasi Dana Pendidikan dari Dana Otsus sebesar 30 persen dapat dimanfaatkan lebih efektif, saya yakin kualitas Keluarga Indonesia di Aceh, pasti akan lebih baik lagi,” imbuh Iskandar.
Meski demikian, sambung Iskandar, saat ini Aceh masih memiliki tantangan besar dalam mewujudkan Keluarga Aceh yang Samara. Berdasarkan data dari BNN, tahun 2017 Aceh sudah berada pada peringkat ke-5 peredaran Narkoba di Indonesia.
Serangan Narkoba, bukan hanya menyerang kalangan dewasa, justru menjamur di kalangan generasi muda bahkan telah meracuni anak-anak usia pelajar. Ini sudah lampu merah. Keluarga kita harus dijaga dari serangan Narkoba, jika kita gagal menjaganya, maka kita gagal menciptakan keluarga ideal yang kita cita-citakan. Salah satu cara menjaga keluarga dari serangan Narkoba sesuai inti pesan dalam tahun ini, yaitu Cinta Keluarga, Cinta Terencana, Cinta Indonesia.”
Sebagaimana diketahui, Pemerintah Aceh memiliki komitmen yang tinggi untuk meningkatkan kualitas kehidupan Keluarga Aceh hingga pada taraf makmur dan sejahtera. Hal tersebut bisa dilihat melalui program unggulan Aceh Carong, Aceh Meuadab, dan Aceh Seuniya.
Saya meminta kepada SKPA terkait agar ketiga program tersebut diolah secara kreatif menjadi adonan Grand Design yang tepat untuk membangun Keluarga Aceh, yang carong, meuadab dan meseuniya, pada tataran operasional yang kongkrit. Tanggungjawab kita ada disana,” tegas Iskandar.
Dalam kegiatan ini, Pemerintah Aceh juga memberikan penghargaan kepada para pelaku Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga yang berprestasi.
“Selamat kepada para penerima penghargaan ini. Semoga dapat terus menginspirasi masyarakat Aceh agar semakin peduli pada program kependudukan dan pembangunan keluarga di daerah kita,” pungkas Iskandar AP.
Usai kegiatan Harganas, Wakil Ketua TP PKK Aceh juga berkesempatan meresmikan Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) An-Nur Kota Langsa yang berada di komplek kantor Wali Kota Langsa. Peresmian Puspaga An-Nur ditandai dengan pengguntingan pita yang dilakukan oleh Wakil Ketua TP PKK Aceh dan dilanjutkan dengan meninjau kantor Puspaga Kota Langsa.
Dalam kesempatan tersebut, Dyah Erti mengingatkan para pengurus Puspaga untuk mempublikasikan nomor hotline yang bisa selalu dihubungi jika suatu waktu ada pihak-pihak yang membutuhkan konsultasi.
“Hotline dan call center sangat diperlukan, jika sewaktu-waktu ada yang membutuhkan konseling,” tegas Dyah Erti.
Rangkaian kegiatan Harganas diakhiri dengan tour ke Taman Hutan Mangrove Kota Langsa. Wali Kota Langsa Usman Abdullah, langsung menjadi pemandu dan interpreter. Dengan detil, pria yang akrab disapa Toke Su Uem itu menjelaskan apa saja yang ada di hutan mangrove itu. []