Foto: Portalsatu.com |
BANDA ACEH | ToA – Dalam beberapa halaman buku yang dirilis oleh Hitay Energy, terkait hubungan antara Kerajaan Turki Utsmani dan Kerajaan Aceh, disebutkan terkait surat Sultan Alauddin, raja Aceh, kepada Sultan Turki. Tak disebutkan tahun berapa surat itu dituliskan. Namun dari beberapa referensi yang ada, surat itu dikirimkan pada abad ke-15. Di mana saat itu banyak pedagang eropa yang kerap mengganggu kedaulatan di berbagagai kerajaan di Malaka, termasuk di Aceh.
Baca: Buku Tentang Hubungan Turki Utsmani – Aceh Diterbitkan
Dalam menghadapi imperialisme Eropa itu, kerajaan Aceh kemudian meminta dukungan kepada Kekhalifanan Turki Utsmani. Dalam buku itu dikatakan bahwa Sultan Alaidin meminta agar sultan bisa menganggap Aceh sebagai salah satu provinsi Turki.
Berikut surat lengkap Raja Aceh kepada Sultan Turki, yang telah diterjemahkan dan dikutip ToA dari buku tersebut:
Kami di sini berperang melawan kekuatan Portugis dan kami masuk dalam perangkap mereka. Agama kita mengajarkan “Dalam perang suci, tunjukkanlah belas kasihan pada kaum miskin dan biarkanlah para budak yang berada di antara musuh. Kami khawatir bahwa Portugis dan sekutunya di India akan menyerang kami karena mereka mengetahui bahwa kami berusaha menjalin hubungan dengan Anda.
Demi Allah dan Nabi Muhammad, tolonglah kami dan jamaah haji dalam perjalanan ke Mekkah sebelum kekuatan Portugis tiba. Sebelumnya kami telah mengirimkan dua perwakilan bernama Umar dan Husin. Kemudian Penjajah Portugis mengetahui hal ini sehingga ia juga mengirim perwakilannya ke Raja Portugis. Perwakilan tersebut mengatakan pada rajanya “Sultan Aceh meminta bantuan dari Turki Utsmani, tolong bantu kami juga”. Bagaimanapun kami percaya bahwa kalian akan mendukung kami.
Baca Juga: Buku Hubungan Turki Utsmani – Aceh Sumbangsih Hitay Bagi Pemerintah
Antara negara kami dengan Mekkah, ada dua puluh empat ribu pulau dikenal dengan Diva. Pulau-pulau tersebut berada di antara laut Freng Kuvehsi dan Zulumat. Dua belas ribu dari pulau ini berpenghuni, dan dua belas ribu lainnya kosong. Penduduk dari pulau ini adalah penganut mazhab Syafi’i. Mereka berpuasa, shalat dan menyebut nama Anda dalam khutbah mereka. Kaum miskin di sini bertahan hidup dengan menjual seutas tali.
Sebelumnya, orang asing tidak bisa masuk ke daerah ini karena pertahanan dan perjuangan keras mereka melawan orang kafir. Namun dalam kurun waktu antara 1562-63 (970 di penanggalan muslim) daerah ini terus menerus diserang sehingga mereka kehilangan kekuatannya. Penguasa dari daerah ini terpaksa melarikan diri bersama keluarganya ke Mekkah, namun hanya sampai ke Moha dan kemudian ke Aden. Akibatnya, kekuatan Portugis berhasil menguasai pulau-pulau tersebut dan memaksa penduduk miskin untuk memberikan 1.300.000 kg tali per tahun.
Pulau-pulau ini sangat dekat satu sama lain dan hanya ada empat jalan lintas untuk menuju ke sana. Tentara Portugis memblokir jalan lintas tersebut, membajak kapal dagang dan menangkap orang-orang yang berhaji. Jika mereka tidak bisa mengambil alih kapal tersebut, maka mereka akan menenggelamkannya dengan senjata api.
Ketika utusan Anda datang dan menolong kami di sini pada tahun 1564-65 (972 di penanggalan muslim), kami memasok lada hitam, sutera, kayu manis, cengkeh, kamper (camphor), hisalbend (sejenis rempah-rempah) dan produk berharga lainnya dari daerah ini ke sebuah kapal, bernama Samadi, yang dimiliki oleh Wazir Gujarat Cigeri Khan. Kemudian kami kirimkan kapal ini ke Mekkah. Ketika sampai di pulau, kami bertempur dengan tiga perahu galley trireme (sejenis kapal dayung) tentara Portugis selama empat hari empat malam. Portugis menembak dari kapal mereka dan kemudian menangkap lima ratus Muslim sebagai tawanan dan menenggelamkan kapal.
Ada provinsi yang disebut Seylan (Sri Langka), berjarak delapan hari dari Aceh. Di Seylan, ada batu-batu tambang dan perhiasan, perumahan mereka diterangi oleh lampu dari hasil tambang hingga tidak memerlukan penerangan tambahan”. Pemerintah di Seylan adalah non Muslim, tapi beberapa penduduknya adalah Muslim. Mereka membacakan khutbah atas nama Anda pada empat belas masjid yang ada di sana. Sultan Kolkata, dikenal dengan Samiri, dan sebagian besar penduduknya adalah Muslim. Di dua puluh lima masjid di sana, penduduk membaca khutbah atas nama Anda. Wılayah-wilayah penguasa ini saling berdekatan satu sama lain dan mereka sama-sama berperang melawan Portugis.
Ketika perwakilan Anda, Lutfi Bey, datang ke sini, penguasa ini mengirim perwakilan dan menyatakan kesetiaannya pada Anda dan menyatakan bahwa, mereka bersama dengan penduduknya akan menjadi Muslim jika angkatan laut Turki Utsmani berlabuh di area mereka.
Dengan tulus kami berharap kalian akan menghancurkan setiap non Muslim dari timur ke barat. Tentara kalian boleh mengambil seluruh perhiasan, emas, perak, yang kami miliki. Tolong beritahukan kepada Gubernur Anda di Mesir, Yaman, Jeddah, dan Aden bahwa kami bukan musuh Anda tetapi bagian dari Anda.
Tunjukkanlah belas kasihan Anda pada kaum miskin dan serba kekurangan ini, dan lengkapi mereka dengan senjata dan tentara yang mereka perlukan. Kami jamin bahwa mereka akan memusnahkan kekuatan Portugis di sini ketika Anda mengirimkan armada dengan perlengkapan dan peralatan penting.
Tanpa dukungan dari Anda, kami akan kacau balau dan kekuatan Portugis akan merugikan kaum Muslim dengan menutup jalur perjalanan ibadah suci. Penguasa lain di area tersebut dan Hindia mencari dukungan dari Portugis, namun demikian, kami hanya meminta dukungan dari Anda. Tolong sediakan kami bola-bola api untuk menembak menara. Tolong kabarkan kepada juga kepada Gubernur Mesir, Yaman, Aden, dan Jeddah untuk mengizinkan perwakilan kami untuk menemui Anda secepatnya.
Aceh adalah kota Anda dan kami adalah pelayan Anda. Gubernur Gujarat sebelumnya, Karamanoglu Abdurrahman adalah orang yang baik. Ketika Anda mengirim Lutfi Bey ke Aceh, dia kesulitan untuk mendapatkan kapal. Kemudian Abdurrahman mengikuti perintah Anda dan mendapatkan kapal untuk Lutfi Bey dan rekan-rekan nya dengan uangnya sendiri. Dia orang yang baik, mungkin Anda bisa mempertimbangkan dia sebagai Gubernur Jeddah.
Dengan hormat kami meminta Anda untuk mengirim Lutfi Bey dan rekan-rekannya ke Aceh kembali, karena kami sangat senang dengan dukungan mereka. Mereka menyaksikan sendiri situasi di daerah kami dan situasi di Hindia. Tolong sarankan kepada perwakilan yang Anda kirimkan ke Aceh agar mereka sebaiknya mematuhi perintah kami. Para ahli senjata yang Anda utus telah tiba di sini dan ereka teramat berharga bagi kami. Kami juga dengan rendah hati meminta beberapa kuda jinak dan tenaga ahli untuk membangun menara dan perahu-perahu perang layar. [ToA]