BANDA ACEH | ToA — Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Banda Aceh akan mengelar Konferensi Kota (Konferta) ke VIII pada 7 April 2018 mendatang. Konferta ini akan diisi dengan seminar serta pemilihan Ketua dan Sekretaris untuk periode 2018-2021.
Ketua Panitia Konferta AJI Banda Aceh Zulkarnaini Masry, mengatakan, konferta digelar sebagai sarana konsolidasi organisasi dan menjadi ajang regenerasi bagi kepengurusan AJI Banda Aceh. Pemilihan ketua dan sekretaris baru tersebut untuk menggantikan kepengurusan Adi Warsidi yang menjabat sejak 2015 silam.
“Untuk sementara belum ada calon kandidat yang muncul,” kata Zulkarnaini, Selasa (20/2/2018).
Pasangan calon yang akan maju diharapkan untuk mempersiapkan diri. Masing-masing pasangan calon ketua AJI Banda Aceh periode 2018-2021 perlu mengisi formulir yang disiapkan panitia pada saat pendaftaran dibuka.
Menurut Zulkarnaini, panitia menjamin saat kampanye dan pemilihan nanti akan tetap pada memposisikan netral. Tidak mendukung kepada calon manapun. “Kita akan membuka pendaftaran calon ketua dan sekretaris sekitar dua minggu sebelum Konferta digelar,” jelas Zulkarnaini.
Hingga saat ini AJI Kota Banda Aceh memiliki 60 anggota dan semuanya memiliki hak suara baik untuk memilih maupun dipilih. Rencananya, pada saat konferta nanti juga akan digelar seminar setengah hari bertema “Merumuskan Peran Jurnalis dalam Menyelamatkan Ekosistem Leuser”.
“Jadi nanti kita punya beberapa agenda yaitu seminar, pemilihan ketua dan sekretaris AJI Banda Aceh serta pemilihan rektor Muharram Journalism College (MJC),” ungkap wartawan Harian Kompas ini.
AJI Banda Aceh dibentuk pada 3 Mei 1999 oleh sejumlah jurnalis senior di Aceh yaitu Nazamuddin Arbie, Nurdin Hasan, Uzair, Mahdi Abdullah, Ridwan Ishaq, M.Din, Zuherna Bahari, Aiyubsyah, Risman Arahman, Ahmad Jauhari dan Marhiansyah Azis.
Periode pertama (1999 – 2002), AJI Banda dijabat oleh Nazamuddin Arbie, selanjutnya Muharram M. Nur (2002 – 2004), Nurdin Hasan (2004 – 2006), Muhammad Hamzah (2006 – 2009), Mukhtaruddin Yacob (2009 – 2012), Maimun Saleh (2012 – 2015) dan Adi Warsidi (2015-2018).
AJI Banda mempunyai visi dan komitmen yang kuat untuk mewujudkan masyarakat demokratis yang menghormati hak berpendapat, hak atas informasi, hak berkumpul dan berserikat melalui pers yang bebas dan profesional. Selain itu, AJI juga terus berupaya mengampanyekan perlunya jurnalis yang mandiri (sejahtera), antigratifikasi, menjunjung etika jurnalistik, profesional, dan merdeka dalam memberitakan.
Saban tiga tahun, AJI Banda Aceh menggelar konferensi untuk memilih Ketua dan Sekretaris. Konferensi merupakan mekanisme pengambilan keputusan tertinggi di organisasi yang berinduk ke AJI Indonesia itu.