Blangpidie | ToA – Tim Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) kembali mendampingi korban kasus pelecahan seksual yang merupakan anak di bawah umur pasca menerima laporan dari keluarga korban, Jumat 27 Juli 2018 malam.
Kasus ini terjadi di salah satu desa di Abdya. Dari hasil konseling Tim P2TP2A pasca menerima laporan pendampingan, terdata sebanyak 7 anak perempuan di bawah umur menjadi korban.
Wakil ketua P2TP2A Abdya, Yenny, S.Pd didampingi Kabid Bidang PPPA Abdya, Khazzanah,SE saat dikonfirmasi membenarkan bahwa pihaknya baru saja menerima laporan untuk kebutuhan pendampingan dari masyarakat tentang kasus dugaan pelecehan seksual terhadap anak perempuan di bawah umur.
“Semalam kita langsung melakukan sejumlah tindakan sesuai porsi kita. Ini meliputi konseling, pendataan dan sejumlah hal lainnya. Dan maaf kita tidak bisa publis kecamatan dan desa korban, ini menyangkut anak dibawah umur,” kata Yenny, Sabtu 28 Juli.
Yenny menjelaskan, selain dilakukan konseling dan pendataan juga sudah dilakukan pendampingan visum terhadap ketujuh korban pada malam itu juga.
“Awalnya dari cerita yang kita dapat korban berjumlah 6, tapi setelah kita lakukan konseling bertambah menjadi 7 korban. Terhadap seluruh korban malam itu sampai larut malam baru selesai proses pendampingan visum,” ujar Yenny.
Mirisnya, lanjut Yenny, terduga pelaku kasus ini merupakan suami dari guru ngaji tempat ke 7 anak ini menimba ilmu agama berinisial SA. Terduga merupakan seorang petani di desa itu. Sementara sang istri selain mengurus rumah tangga, juga mengajar mengaji bagi anak-anak desa tersebut di rumahnya itu.
“Terduga adalah suami dari guru ngaji anak-anak ini,” sebut Yenny.
Dijelaskan, kejadian tersebut ternyata telah terjadi sebelum bulan ramadhan beberapa bulan lalu. Terkuaknya kejadian ini lantaran salah satu korban mengadu hal ini kepada orang tuanya. Barulah orang tua korban mengambil langkah-langkah dengan melaporkan kepada pihaknya dan pihak kepolisian setempat.
“Data sementara yang kita rangkum dari pernyataan orang tua korban, kejadian itu dirumah terduga beberapa bulan lalu atau sebelum Ramadhan,” tutur Yenny.
Adapun kronologis kejadiannya, setiap kali para korban izin ke dapur saat sedang mengaji di rumah terduga baik untuk minum dan keperluan lain, terduga sudah menunggu di dapur dan disitulah para korban dilecehkan.
“Kejadiannya di dapur rumah pelaku saat korban izin untuk mengambil air minum. Alhamdulillah polisi langsung bergerak cepat menanggapi kasus ini. Pelaku langsung diamankan di Mapolres,” terang Yenny.
Berkaca dari sejumlah kejadian itu, Yenny mengimbau kepada seluruh masyarakat Abdya terlebih di momen hari anak nasional ini untuk lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap lingkungan anak dan memberi perhatian lebih kepada anak agar dia (anak) tidak sungkan menceritakan segala sesuatu yang dia alami.
“Mari kita tingkatkan kewaspadaan terhadap anak, dan terus memantau kesehariannya dimanapun dia berada, serta, berikan perhatian lebih terhadapnya sebelum hal-hal yang tidak kita inginkan terjadi,” tutupnya. [syam]