BANDA ACEH | TOA — Wakil Gubernur Aceh, Ir. Nova Iriansyah MT., menyebutkan Pemerintah Aceh menargetkan angka kemiskinan Aceh bisa turun satu persen per tahunnya. “Kalau bisa lebih dari satu persen sehingga kita bisa berada di angka kemiskinan di Aceh yang mencapai 10 persen,” ujar Nova Iriansyah saat membuka workshop Penajaman Program/Kegiatan Penanggulangan Kemiskinan Tahun Anggaran 2018, di Pendapa Wagub Aceh, Senin 16 Oktober 2017.
Angka kemiskinan di Aceh saat ini berada di angka 16, 8 persen. Jika target tersebut tercapai, maka kemiskinan di Aceh di akhir periode Irwandi Yusuf – Nova Iriansyah bisa mencapai 11,8 persen. Meski demikian, Wagub yang juga Ketua Tim Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Aceh, mengharapkan kemiskinan Aceh bisa di bawah 10 persen.
Tiga bulan pemerintahannya bersama Gubernur Irwandi, Nova mengaku banyak belajar membaca data-data terkait kemiskinan di Aceh. Data tersebut kemudian didiagnosis untuk dicari jalan keluarnya.
Nova Iriansyah mengajak seluruh Kepala SKPA nenggunakan semboyan bersama yaitu satu untuk semua, semua untuk satu menuju tujuan bersama. “Ke depan program kita jangan dianggap sebagai program satu SKPA saja. Kita bisa sharing karena tentu program itu bisa kita lakukan bersama yang pada akhirnya bisa mengurangi angka kemiskinan di Aceh,” kata Nova.
Untuk itu, Nova menyebutkan tiga bulan pemerintahan mereka merupakan momentum sinergitas di antara kita yang dilihat sudah mulai tumbuh. Kami sering bertemu dan tidak ada ego struktural (di antara para Kepala SKPA).”
Ketua Tim Penanggulangan Kemiskinan Nasional, Muhammad Arif Tasrif, menyebutkan penurunan kemiskinan yang bergerak lambat merupakan problem tipikal di seluruh daerah. Hanya saja derajat perlambatannya yang berbeda. Di negara mana pun, kata Tasrif, berlaku rumus umum yaitu makin rendah kemiskinan makin sulit kemiskinan itu diturunkan.
Ketika kemiskinan makin rendah, lanjut Tasrif, maka persoalan yang terjadi semakin konfleks. Di mana berbagai persoalan menumouk menjadi satu misal kemiskinan akibat ketidakkecukupan pendidikan mau pun hal lainnya. Ketika hal ini terjadi, prinsip pendekatan yang bisa dilakukan hanya dengan menajamkan intervensi.
Tasrif menyebutkan ada dua cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi kemiskinan: mengurangi beban dan menaikkan pendapatan. “Kurangi beban pengeluaran orang miskin dengan memastikan pengurangan biaya yang seharusnya dikeluarkan dengan berbagai program pemerintahan dan naikkan pendapatan mereka. Artinya mari kita jauhkan orang rentan dari garis kemiskinan,” kata Tasrif.
Tasrif mengatakan, tidak ada rumus tunggal dalam pengentasan kemiskinan. Yang bisa dilakukan hanya konsolidasi anggaran dan strategi bersama antarpemangku kibajakan mulai dari level provinsi hingga kabupaten dan kota.
“Utamakan prinsip pengeroyokan sehingga optimal. Koordinasi yang baik antar-SKPA penting sehingga semua program tercapai secara maksimal,” kata Tasrif.
Sementara itu, Sekretaris Bappeda Aceh, Zukifli, menyebutkan Pemerintah Aceh menargetkan penurunan kemiskinan Aceh sebanyak 22,7 ribu masyarakat. “Kita juga menargetkan ada pengurangan pengangguran sebanyak 7,9 ribu masyarakat di akhir 2018.
Untuk mencapai itu, Zulkifli menyebutkan harus ada kesamaan langkah dan visi misi semua SKPA sehingga segala program yang ditargetkan dapat terwujud. Dalam KUA-PPS, pemerintah menganggarkan 921 miliar dari APBA untuk program yang berkaitan dengan penanggulangan kemiskinan di Aceh [TOA]