Blangpidie | ToA – Koalisi Rakyat Bersatu (KRB) menuntut para anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Barat Daya (Abdya) untuk mundur dari jabatan mereka jika tak sanggup memperjuangkan aspirasi masyarakat.
Hal ini dikatakan ketua KRB, Saharuddin saat membacakan poin tuntutan dalam aksi demo peserta tes kontrak Abdya yang tidak lulus di depan Ketua dan sejumlah anggota DPRK di gedung DPRK setempat, Senin 9 Juli 2018.
“Apabila tuntutan kami tidak dipenuhi maka kami meminta DPRK mundur karena tidak bisa memperjuangkan aspirasi rakyat,” kata Sahar dalam orasinya.
Dalam aksinya para peserta tes yang tidak lulus itu juga menenteng sejumlah poster berisikan tuntutan mereka.
Ada 5 poin yang menjadi tuntutan mereka dalam aksi ini, yaitu meminta DPRK mengupayakan untuk mengembalikan kuota lama yang telah dirumahkan oleh Pemkab Abdya.
Mereka juga mendesak DPRK mengusut Tim Pansel atas adanya isu dugaan kelalaian mereka dalam meneliti hasil ujian tes tenaga kontrak, yang dibuktikan dengan adanya nama ganda. Tak hanya itu, juga ditemukan bukti ada nama yang telah keluar di pengumuman tahap awal kembali di masukkan ke dalam pengumuman kedua.
Sementara terkait isu dugaan kelalaian tim pansel yang menimbulkan persepsi adanya kecurangan, DPRK diminta segera meluruskan.
Selain itu DPRK juga dikatakan harus mengevaluasi kembali kebijakan eksekutif yang merumahkan tenaga kontrak lama karena kebijakan tersebut dinilai sangat merugikan mereka yang selama ini telah mengabdi untuk Abdya.
“Mereka yang sudah bekerja lama malah dirumahkan. Padahal, mereka ingin menyalurkan ilmunya,” ujar Sahar.
Terakhir, peserta aksi meminta DPRK mengambil/meminta foto copy kertas soal dan jawaban ujian tes tenaga kontrak untuk diberikan kepada mereka.
Sementara ketua DPRK Abdya, Zaman Akli di depan peserta aksi mengatakan akan memperjuangkan tuntutan peserta aksi.
“Intinya apa yang kalian minta kami tampung. Apa yang kalian sampaikan akan kami perjuangkan. Tapi yang pasti eksekutornya adalah eksekutif,” kata Zaman Akli.
Pihak DPRK kemudian mempersilakan para peserta aksi untuk masuk ke ruang rapat DPRK untuk berdiskusi. [] syam