Foto : Humas Aceh |
Banda Aceh | ToA – Dharma Wanita Persatuan Aceh, dipimpin langsung oleh Ketua DWP Aceh, Hj Syamsiarni, berkunjung ke rumah singgah Rumah Kita, yang dikelola oleh Komunitas Darah untuk Aceh (DuA). Selain bersilaturrahmi dan memberikan motivasi dan semangat kepada anak-anak penderita kanker, DWP juga menyerahkan bantuan yang merupakan sumbangan dari seluruh anggota DWP Aceh, Senin (4/12/2017).
Ketua Dharma Wanita Persatuan Aceh, Hj Syamsiarni didampingi sejumlah pengurus DWP Aceh, memberikan secara langsung bantuan yang diterima langsung oleh Nurjannah Husein, selaku pengelola rumah singgah ‘Rumah Kita’. Rumah Kita yang berada di kawasan Simpang Tujuh, Ulhee Kareng itu dikelola oleh Komunitas DuA.
“Kunjungan ini selain ajang silaturrahmi juga sarana untuk memberikan dukungan dan semangat keada keluarga dan anak-anak kita yang saat ini di asuh oleh Rumah Kita. Kami berharap kunjungan dan sedikit bantuan yang kami bawa hari ini dapat menjadi penyemangat anak-anak dan orang tua serta pengelola Rumah Kita yang selama ini telah dengan telaten memberikan pendampingan,” ujar Syamsiarni.
Syamsiarni juga menjelaskan, bahwa Kunjungan Sosial ini merupakan bagian dari kegiatan yang diselenggarakan, dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Dharma Wanita Persatuan Aceh yang ke-18. Sebelum berkunjung ke Rumah Kita, DWP Aceh juga berkunjung ke Lapas Wanita di Pidie.
‘Bersyukur dan berusaha menjadi insan yang bermanfaat bagi agama dan sesama’
Dalam sambutannya, Syamsiarni juga menghimbau kepada orang tua dan keluar anak-anak penderita kanker agar merawat anak-anak dengan penuh tanggungjawab karena anak-anak ini adalah amanah yang dititipkan Allah kepada kita. “Tetap sabar dan bersyukur. Yakinlah Allah bersama kita dan akan memberikan rahmatnya kepada anak-anak dan kita semua.”
Sementara itu, Nurjannah Husein selaku pendiri Komunitas DuA dan pengelola rumah singgah Rumah Kita menjelaskan, bahwa Rumah Kita didirikan untuk dijadikan rumah singgah bagi anak-anak dan keluarga penderita kanker yang membutuhkan penginapan selama anak-anak mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit di Banda Aceh atau sebagai rumah transit sebelum anak-anak mendapatkan perawatan di Jakarta.
“Rumah Kita baru beroperasi 1,5 tahun. Gerakan awalnya adalah Yayasan Darah untuk Aceh, namun seiring berjalan waktu, kami menganggap perlu adanya rumah singgah untuk anak-anak dan keluarga penderita. Oleh karena itu kami berinisiatif mendirikan Rumah Kita ini. Alhamdulillah, sejak berdiri selalu saja ada bantuan yang datang, termasuk dari Ibu-ibu DWP Aceh hari ini,” ungkap Nurjannah.
Nurjannah mengungkapkan, penabalan nama Rumah Kita adalah agar semua orang merasa memiliki rumah tersebut, sehingga merasa nyaman layaknya rumah sendiri. “Kita bekerja dibatu para relawan-relawan, ada mahasiswa, wartawan bahkan ada pegawai bank yang selalu menyisihkan waktu untuk membantu kegiatan-kegiatan di Rumah Kita.”
Saat ini, setidaknya ada 7 pasien yang berada di Rumah Kita, yaitu Nurul Amalia (9 tahun), bocah asal Kota Lhokseumawe dan Daffa (4 tahun) asal Aceh Besar yang menderita Leukemia ALL. Selanjutnya ada Aska Rianda (15 tahun) asal Aceh Utara, yang menderita Tumor Ginjal.
Selain itu ada juga Maya (14 tahun) pasien asal Aceh Utara ini menderita Reumatik Jantung. Sementara itu, bocah Arifbillah (5 tahun) asal Bireuen menderita kanker hati. Ada juga Zainal, bayi 15 bulan ini menderita dermatitis. Terakhir, Anita (30 tahun) asal Aceh Utara yang menderita lumpuh.
Untuk diketahui bersama, dalam waktu dekat, Arifbillah akan melakukan operasi cangkok hati di Jakarta. Untuk operasi tersebut dana sebesar Rp1,4 miliar.
Jualan Kareng dan Kopi untuk Operasional Rumah Kita
Untuk mendanai kegiatannya, DuA dan Rumah Kita tidak pernah membuat proposal. Para relawan mencari dana dengan menjual beberapa produk, diantaranya menjual Ikan Teri (Kareng) dan kopi arabica.
“Alhamdulillah meski masih dalam skala kecil tapi kopi produksi kami telah merambah Amerika dan Eropa. Dalam waktu dekat kita juga akan merambah e-commerce. Apa yang bisa, pasti akan kita lakukan. Kita jual sama dengan harga pasar tapi semua keuntungan kita serahkan untuk operasional DuA dan Rumah Kita,” ujar Nurjannah.
Sebelum pulang, Ketua dan anggota DWP Aceh memborong beberapa paket Kareng hasil produksi Rumah Kita. “Kareng produksi kami bisa langsung digoreng tanpa harus dicuci,” ujar Nurjannah berpromosi.[]