![]() |
Foto : Zul/ToA |
LHOKSEUMAWE | ToA – Rapai Uroeh (alat musik tabuh tradisional) ditetapkan sebagai ikon seni budaya Kota Lhokseumawe Provinsi 0Aceh, melalui launching di Lapangan Hira` Lhokseumawe, Minggu sore.
Sebanyak 400 orang penabuh Rapai Uroeh melakukan penabuhan alat musik tradisional Aceh tersebut secara bersama-sama dengan irama yang serentak.
Ketua Dewan Kesenian Aceh Kota Lhokseumawe Nazaruddin mengatakan, sebanyak 26 grup Rapai yang ada di Kota Lhokseumawe, mengambil bagian pada even tersebut.
Dijadikannya Rapai Uroeh sebagai ikon seni budaya Kota Lhokseumawe, dikarenakan keberadaanya masih tetap eksis hingga sekarang secara turun temurun dari generasi ke generasi.
Sementara itu, Ketua DPRK Lhokseumawe M Yassir Umar menambahkan seni budaya Rapai Uroeh yang merupakan salah satu seni yang tetap ada dalam masyarakat agar terus dipertahankan.
Bahkan sebutnya, seni budaya Rapai Uroeh layak dijadikan dan dinobatkan menjadi salah satu seni yang diakui secara internasional, seperti halnya Tari Saman dari Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Aceh.
“Jika di Gayo Lues ada Tari Saman yang sudah diakui, maka di Kota Lhokseumawe ada Rapai Uroeh, yang juga merupakan salah satu seni warisan Aceh dimasa lampau yang tetap eksis hingga sekarang. Oleh karena itu, dukungan dari pemerintah sangat penting dalam mempertahankan seni Rapai Uroeh,” katanya.
Rapai merupakan salah satu alat musik tabuh di Aceh. Bentuknya seperti tempayan dengan ukiran lingkarnya antara 38 hingga 50 centimeter, di bagian bawahnya kosong dan bagian atas ditutupi dengan kulit kambing. [Antara Aceh | ToA ]