Foto : Humas Aceh/ Abdul Hadi |
Jantho | ToA – Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, mengatakan kesenian adalah sebuah kebutuhan masyarakat. Kesenian, kata Nova, bahkan bisa meredam konflik politik hingga ketatanegaraan.
“Harmonisasi dalam kesenian dan kebudayaan bisa jadi alat meminimalkan konflik,” kata Nova saat memberikan kuliah umum tentang peran ISBI pada pembangunan Aceh, di Ruang Pertunjukan Kampus ISBI Kota Jantho, Rabu, 26/09/2018.
Nova mengatakan, ada korelasi besar antara seni budaya dengan politik dan ketatanegaraan. Di mana, wilayah politik yang kadang rasis hingga memunculkan konflik bisa diredam dengan aktivitas berkesenian.
“Rasisme tidak ada dalam seni budaya,” kata Nova. Karenanya, keberadaan kampus Institut Seni Budaya Indonesia Aceh di Kota Jantho sangat cocok untuk meredam konflik-konflik kepentingan di Aceh. “Wilayah seni budaya tidak rasis, tidak primordial dan tidak membedakan warna kulit.”
Sementara Rektor ISBI Aceh, Mirza Irwansyah, menyebutkan ISBI Aceh akan menjadi institusi yang berada di garda terdepan untuk melestarikan seni budaya di Aceh.
“Seni budaya adalah perekat bangsa,” kata Mirza. Keberadaan ISBI sebagai lembaga pendidikan, lanjut Mirza, haruslah bisa memberikan kontribusi bagi pengkajian kekayaan kesenian dan kebudayaan Aceh.
ISBI Aceh diresmikan mantan Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudoyono pada 6 Oktober 2014 di Surabaya. Hingga saat ini ada 2 jurusan yaitu seni pertunjukan serta seni rupa dan desain dengan 6 program studi.
Untuk mendukung aktifitas berkesenian mahasiswa ISBI, Nova Iriansyah menawarkan pada mahasiswa untuk memanfaatkan hall di halaman kantor Gubernur Aceh, sebagai lokasi memamerkan karya.
“Hall itu cukup besar dan selama ini kosong. Tampilkan karya kalian selama sebulan di sana. Panelnya kami sediakan,” kata Nova.[Humas Aceh}