Banda Aceh – Plt. Gubernur Aceh Nova Iriansyah mengajak seluruh masyarakat aktif melestarikan dan memopulerkan kembali ragam budaya daerah agar identitas kedaerahan tidak hilang akibat pengaruh budaya luar.
“Pengaruh gaya hidup modern telah memudarkan identitas kedaerahan kita,” kata Nova pada acara malam penganugerahan budaya, Pekan Kebudayaan Aceh ke 7 di Auditorium Komplek Wali Nanggroe Aceh, Senin (13/08/2018).
“Perlahan-lahan kita juga dipaksa melupakan budaya lokal untuk berbaur dalam sebuah komunitas dunia dengan budaya yang seragam,” ujar Nova.
Globalisasi kata Nova berpotensi membuat kearifan lokal diabaikan orang. Jika ancaman tersebut dibiarkan, maka identitas kedaerahan akan hilang.
“Inilah yang disebut tsunami budaya, bencana akibat terkikisnya budaya lokal yang berganti dengan budaya global,” kata Nova.
Untuk menghalau ancaman itu lanjut Nova, semua elemen masyarakat harus bergerak aktif mengatasinya dengan menghadirkan filter bagi penyaringanbudaya-budaya
luar.
Salah satu caranya sambung Nova adalahdengan melestarikan dan mem opulerkan kembali ragam budaya daerah. Pemerintah Daerah, lembaga-
lembaga adat dan para pegiat budaya juga harus saling bekerjasama untuk mendorong budaya lokal mendapat ruang lebih leluasa tampil di depan publik.
“Pekan Kebudayaan Aceh adalah salah satu ruang untuk kembali memomulerkan budaya daerah, tapi mengandalkan PKA yang berlangsung sekali dalam empat tahun tentu saja tidak cukup,” kata Nova.
Event-event budaya lokal kata Nova, perlu diperbanyak di kabupaten/kota, supaya semangat untuk melestarikan budaya lokal semakin menguat dan identitas ke-Aceh-an tetap terjaga.
Pada kesempatan tersebut, Nova juga menyampaikan, untuk melestarikan budaya daerah, Pemerintah Aceh akan memberikan penghargaan kepada individu, kelompok atau lembaga yang aktif berperan melestarikan dan menjaga budaya lokal kepada para penerima anugerah, Nova meminta untuk terus bekerja tanpa lelah dalam melestarikan dan mengembangkan budaya daerah.
Dari 29 nominator penerima anugerah, empat di antaranya meraih anugerah utama, yaitu Anugerah Budaya Meukuta Alam yang diraih oleh: Drs. Rusdi Sufi dari Aceh Besar, Anugerah BudayaTajul Alam diraih oleh: Fatmawati dari Pidie, Anugerah Budaya Perkasa Alam diraih oleh: T. Aga Diwantona dari Aceh Tengah dan Anugerah Budaya Sri Alam diraih oleh: Rabiyatul Akhma Wiza Wannur dari Pidie.
Sedangkan kepada nominator yang tidak mendapatkan empat anugerah utama juga diberikan Anugerah Budaya Syah Alam. [ToA]