TEHERAN | ToA — Kantor berita Iran, IRNA, mengatakan bahwa korban tewas akibat gempat dahsyat di perbatasan negara itu dengan Irak mencapai 430. IRNA juga melaporkan bahwa jumlah korban luka mencapai 7.156 orang.
“Sebagian besar luka-luka kecil karena kurang dari 1.000 orang yang masih dirawat di rumah sakit,” ujar juru bicara markas manajemen krisis Iran Behnam Saeedi mengatakan kepada televisi pemerintah dikutip dari AP, Selasa (14/11/2017).
Jumlah korban tewas resmi berasal dari otoritas forensik provinsi berdasarkan sertifikat kematian yang dikeluarkan. Beberapa laporan mengatakan ada sejumlah pemakaman yang tidak sah tanpa sertifikasi. Hal ini bisa berarti jumlah korban tewas sebenarnya lebih tinggi.
Lebih dari separuh korban berasal dari kota Sarbi-e Zahab yang mayoritas penduduknya merupakan bangsa Kurdi di provinsi Kermansh. Satu-satunya rumah sakit di kota itu rusak parah dan tentara telah mendirikan rumah sakit lapangan.
Gempa berkekuatan 7,3 skala Richter berpusat di 31 kilometer di luar kota Halabja, Irak timur, kata Survei Geologi Amerika Serikat (AS). Gempa tersebut menyebabkan pencakar langit Dubai bergoyang dan bisa dirasakan 1.060 kilometer jauhnya di pantai Mediterania.
Kerusakan terburuk terjadi di kota Sarbi-e-Zahab, Kurdi di provinsi Kermanshah, Iran barat, yang berada di Pegunungan Zagros yang memisahkan kedua negara.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei segera mengirim semua pasukan pemerintah dan militer untuk membantu mereka yang terkena dampak gempa.
Khamenei menyampaikan belasungkawanya saat kantor Presiden Hassan Rouhani mengatakan bahwa pemimpin terpilih Iran itu akan mengunjungi daerah-daerah yang rusak, yang dinyatakan sebagai hari berkabung nasional. Pihak berwenang juga mendirikan kamp bantuan dan ratusan orang yang berjejer untuk menyumbangkan darah di Teheran, meskipun beberapa di TV pemerintah mengeluhkan lambannya bantuan yang datang. []
Sumber: Sindonews.com