Ilustrasi warga yang hendak berjumpa Gubernur Irwandi |
BANDA ACEH | TOA- Gubernur Aceh Irwandi Yusuf kembali mengadakan pertemuan dengan masyarakat untuk menampung berbagai masukan di gedung Serbaguna, Kantor Gubernur Aceh, Jumat 3 November 2017.
Pertemuan itu merupakan yang kedua kalinya sejak gagasan tersebut dimunculkan beberapa waktu lalu. Sebelumnya, pertemuan perdana dilakukan di gedung yang sama pada Jumat 15 September lalu.
Topik yang dibahas kali ini masih sama dengan pertemuan sebelumnya, yaitu menampung berbagai masukan yang disampaikan masyarakat, baik terkait keluhan dan kritikan, maupun pengajuan proposal.
Seorang warga bernama Marhayati yang mengaku janda dua anak, segera menyampaikan keinginannya saat mendapat kesempatan berbicara.
Ia mengatakan, memiliki keahlian menjahit pakaian, namun sayangnya dia tidak memiliki mesin jahit. Kepada Gubernur, Marhayati mengatakan, baru-baru ini dirinya telah memasukkan permohonan bantuan mesin jahit kepada Pemerintah Aceh.
Mendengar itu, Gubernur segera memerintahkan Asisten 3 Kamaruddin Andalah, untuk memeriksa proposal yang dimaksud.
Gubernur menjelaskan, selama ini telah masuk puluhan ribu proposal dengan berbagai usulan, seperti permohonan bantuan modal usaha maupun pembangunan fisik. Namun, lanjut Irwandi, tidak semua proposal bisa ditanggapi.
“Sekiranya sumber keuangan Aceh tidak terbatas, semua proposal kita terima. Tapi keuangan kita terbatas, sangat terbatas,” ujarnya.
Seorang warga lainnya, Martunis Yusuf, asal Peurlak, menceritakan kepada Gubernur bahwa dirinya alumni sekolah pelayaran di Jakarta. Martunis mengaku tak bisa mengambil sejumlah sertifikat dari beberapa pelatihan yang diikutinya di Jakarta lantaran membutuhkan sejumlah biaya.
Pemuda itu lantas meminta gubernur membantu pengambilan sertifikat tersebut. Menurutnya, ia akan dapat mencari pekerjaan setelah mengantongi sejumlah sertifikat tersebut.
Kepada pemuda itu, Gubernur mengatakan bersedia membantunya asalkan penggunaan uang tersebut benar-benar untu keperluan mengambil sertifikat.
Seorang Teungku pengajian juga meminta pemerintah membangun pesantren di kawasan Blang Bintang agar dirinya bisa mengelola dan mengajar di dayah tersebut.
Selama ini ia mengaku berprofesi sebagai Teungku yang mengajar dari satu dayah ke dayah lain dengan menggunakan sepeda.
Namun, permintaan tersebut belum bisa dikabulkan lantaran di kawasan dimaksud telah terdapat sejumlah pesantren. Dikhawatirkan pembangunan pesantren baru akan minim santri dan menjadi mubazir.
Sejumlah warga lainnya juga menyampaikan berbagai permintaan, terutama berkaitan dengan permohonan bantuan modal usaha.
Gubernur Irwandi mengatakan akan mencarikan solusi untuk berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat Aceh, tanpa membeda-bedakan antara satu dengan lainnya.