TOA/mardha |
ACEH TENGGARA | TOA — Irwandi Yusuf meminta kepada Pemerintah Aceh Tenggara untuk menghindari perilaku korupsi kolusi dan nepotisme. Kepada Raidin, jika mampu mewujudkan 85 persen dari program yang disusun, Irwandi yakin pasangan ini akan kembali dipilih di periode mendatang. “Jangan sampai anda memimpin tidak sampai 5 tahun,” kata Irwandi.
Saat ini, banyak pejabat di berbagai daerah terkena Operasi Tangkap Tangan oleh lembaga KPK. Mereka terjerat dengan berbagai perilaku korupsi. “Jangan sampai hal ini terjadi di Aceh. Saya memperingatkan hal ini kepada bupati sekaligus diri saya sendiri,” kata Irwandi.
Di berbagai kesepakatan pelantikan pejabat daerah di seluruh Aceh, Irwandi memang kerap mengingatkan pejabat untuk menganut mazhab hana fee, yaitu tidak mengambil biaya di luar ketentuan yang telah ditetapkan. Ia meminta hal itu juga diterapkan di Aceh Tenggara.
Di Aceh sendiri, — sebagai daerah yang yang kaya akan adat — hari jelang ramadan dan lebaran menjadi hari yang paling menakutkan bagi pejabat. Di mana banyak masyarakat yang berkumpul untuk meminta jatah daging meugang kepada para pejabat. Bayangkan jika harga daging di Aceh seharga 150 ribu per kilo dan ada 500-an orang yang mengantri untuk dapat jatah daging dari pejabat.
“Bagi yang tidak tahu cara menangkisnya korupsi tentu jadi jangan keluarnya,” ujar Irwandi.
Tradisi meugang sendiri lahir dari masa keemasan Aceh, yaitu pada masa kesultanan. Di mana sultan meminta pendataan orang miskin, anak yatim dan janda untuk diberikan daging di saat meugang. Namun realita saat ini, meugang menjadi lebih penting dari puasa itu sendiri.
“Kepada alim ulama, tinjau kembali apa meugang ini masih wajar. Apa tradisi meugang masih wajar atau apa sudah makruh,” ujar Irwandi. “Bukan saya anti adat, tapi saya malu, sepertinya kita kehilangan harga diri.”
Berbicara anak yatim, pemeritahan Irwandi telah menyusun program beasiswa yatim sejak 2009 lalu. Taksiran beasiswa itu sudah terhitung hingga ke biaya meugang. Di APBA Perubahan 2017, Irwandi bahkan kembali menambah nilai beasiswa tersebut. Karena itu, seharusnya tidak ada alasan jelang meugang ada yang mencari dana untuk anak yatim.
Raidin Pinim, Bupati Aceh Tenggara, menyebutkan hakikat kemenangan adalah disaat mampu meberikan perubahan dan kesejahteraan kepada seluruh masyarakat Aceh Tenggara. “Tidak ada nomor 1 dan 2 lagi, semua telah bersatu. Mari bersama membangun Aceh Tenggara,” kata Raidin.
Sumpah dan Jabatan yang disaksikan oleh para masyrakat akan menjadi dasar komitmen kerja keras dan nyata. Untuk itu, Raidin berjanji akan menyalurkan segenap potensi Aceh Tenggara sehingga mewujudkan perubahan sesuai janji kampanye.
“Kami yakin dengan dukungan rakyat kita mampu mengukir sejarah yaitu menjadikan Aceh Tenggara sebagai daerah yang religius, berbudaya mandiri dan unggul,” ujar Raidin.
Sementara itu, Ketua DPR Kabupaten Aceh Tenggara Irwandi Desky, menyebutkan pelantikan Bupati memerupakan babak akhir dari Pilkada serentak yang dilakukan Februari lalu. Seluruh masyarakat, kata Desky, meletakkan tanggungjawab yang besar kepada Raidin dan Bukhari
“Kami yakin dan percaya bahwa dengan kematangan saudara berdua, saudara akan mampu menohdai Aceh Tenggara ini,” kata Irwandi Desky.
Irwandi Desky berharap pemerintahan yang baru bisa terus meningkatkan kerjasama dengan anggota dewan.
“Semoga kita bisa berjalan beriringan dan kami berharap Aceh Tenggara bisa menjadi daerah terdepan di provinsi Aceh.”
Hadir dalam pelantikan tersebut beberapa Anggota DPR RI seperti Salim Fakhri, Tagore Abu Bakar dan Irmawan. Hadir juga Dirjen Penataan Daerah Otsus Kemendagri Sasrizal ZA.
Hadir juga beberapa Anggota DPR Aceh dan pimpinan DPRK dari kabupaten dan kota dari daerah tengah dan selatan Aceh.
Dari list undangan juga diketahui hadir, Murung Jaya Kalimantan Tengah, Bupati terpilih Gayo Lues dan Aceh Tamiang, Bupati Aceh Selatan, Aceh Singkil, Aceh Tengah, Bener Meriah dan Wakil Wali Kota Subulussalam.[TOA]