Banda Aceh | ToA — Sebanyak tiga negara dipastikan akan mengikuti turnamen sepak bola internasional “Aceh World Solidarity Cup” yang akan digelar di Stadion Harapan Bangsa tanggal 1 sampai 8 Desember 2017. Ketiga negara tersebut yaitu Kyrgyztan, Mongolia, dan Brunei Darussalam.
Hal tersebut dikatakan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf saat melaunching “Aceh World Solidarity Cup 2017” di Hotel Hermes, Banda Aceh, Minggu 12 November 2017 pagi. Hadir pada acara tersebut Walikota Banda Aceh, Ketua dan pengurus PSSI Aceh, Pengurus KONI Aceh, Kadispora Aceh, serta para wartawan.
Namun karena bersamaan dengan kalender kegiatan FIFA, maka sejumlah negara tidak dapat mengikuti turnamen di Aceh. Khusus untuk Australia dan Turki hingga saat ini belum mengkonfirmasi apakah bisa ikut bertanding atau tidak.
“Negara yang akhirnya melakukan konfirmasi terhadap undangan dari PSSI adalah Kyrgyztan, Mongolia, dan negara tetangga kita Brunei Darussalam,” ujar Gubernur.
|
Gubernur Aceh Irwandi Yusuf saat melaunching “Aceh World Solidarity Cup 2017” di Hotel Hermes, Banda Aceh, Minggu 12 September 2017. | Zul/ToA |
Gubernur menjelaskan, Pemerintah Aceh melalui program Aceh Teuga mempunyai misi untuk mengembalikan dan meningkatkan prestasi olahraga Aceh, salah satunya melalui peningkatan frekuensi even kompetisi olahraga untuk menjaring bibit-bibit unggul. Event itu sendiri merupakan pertandingan sepak bola bertaraf internasional pertama level timnas yang diadakan di Aceh.
Gubernur juga menjelaskan, turnamen ini merupakan perwujudan dari rasa solidaritas dunia terhadap Aceh yang pernah dilanda tsunami pada 2014 lalu.
Menurut Gubernur, Aceh World Solidarity – Tsunami Cup 2017 ini, seperti juga Sail Sabang, adalah awal dari kegiatan-kegiatan level internasional yang insyaallah akan sering diadakan di Aceh.
“Aceh harus berkelas. Sudah bukan waktunya lagi Aceh lekat dengan stempel tidak aman. kita harus buktikan kepada dunia, bahwa Aceh aman dan mampu menyelenggarakan even internasional. Sehingga tidak ada lagi kekhawatiran akan isu-isu kemanan di Aceh,” ujar Gubernur sambil menjelaskan bahwa angka kriminal di Aceh tergolong sangat rendah dibandingkan dengan provinsi lain.
Namun, lanjut Gubernur, sayangnya isu keamanan di Aceh kerap mendapat sorotan yang berlebihan.
Untuk itu, Gubernur mengajak seluruh elemen terkait dan masyarakat luas untuk sama-sama menyukseskan penyelenggaraan even tersebut. []