Tak sampai sepekan lagi, keindahan Gayo dan Alas akan segera bisa dinikmati. Selama tiga bulan Tekengon [Aceh Tengah], Bener Meriah dan Gayo Lues di Gayo bersama Aceh Tenggara di Alas akan berpesta dalam gelaran bertajuk Gayo Alas Mountain International Festival (GAMIFest) 2018. Dari kota dingin di ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut, eksotisme alam dan kekayaan budaya akan disajikan.
GAMIFest 2018 mengangkat tema ‘The Power of Nature’. Gelaran itu akan dibuka 14 September di Kota Takengon dan ditutup pada 24 November tiga bulan kemudian, di Blangkeujeuren Gayo Lues.
Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, menyebutkan GAMIFest merupakan pintu masuk untuk memulai program percepatan pembangunan di wilayah tengah Aceh. Sukses tidaknya GAMIFest ini akan berpengaruh pada sukses tidaknya percepatan pembangunan di kawasan tengah Aceh.
“Pelaksanaan GAMIFest ini harus benar-benar kita persiapkan agar mampu mendorong bangkitnya perekonomian dan bisnis pariwisata di wilayah dataran tinggi Gayo ini,” kata Nova di Banda Aceh.
Kegiatan GAMIFest juga akan memperkuat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK ) Arun–Lhokseumawe sebagai program strategis pengembangan ekonomi di Aceh. Apalagi keempat wilayah tersebut [Aceh Tengah – Bener Meriah – Gayo Lues – Aceh Tenggara] memiliki potensi wisata serta agro industri yang cukup besar.
“Penyeenggaraan GAMIFest bukan hanya mewujudkan dataran tinggi Gayo sebagai kawasan dynamic agro-ecology dan kawasan penggerak ekonomi hijau di Aceh, tapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan kawasan berbasis Agro Forestry, Agro Industry dan Agro Tourism sesuai potensi daerah dan mampu menempatkan dataran tinggi Gayo dalam peta destinasi nasional,” kata Nova Iriansyah.
GAMIFest ditargetkan menjadi ajang mempromosikan Gayo dan Alas tidak sebatas sebagai top event-nya Aceh, melainkan menjadi top event nasional yang didukung dengan ragam pesona wisata dan budaya.
Pada gelaran GAMIFest yang akan dimulai pekan depan, tarian Saman akan kembali menjadi ‘jualan’ istimewa. Jika tahun 2017 lalu, sekitar 12 ribu penari menari Saman serentak, maka pada gelaran GAMIFest, ada 15 ribu penari yang akan memainkan tari tradisi itu secara serentak di Gayo Lues.
Bersamaan dengan Saman massal, ada Saman Roa Ingi, yaitu Saman yang dimainkan tanpa henti selama dua hari dua malam. Kelompok Saman dari 140 desa akan menabuh tangan bersama, menggelengkan kepala dengan serentak sembari dibimbing syeh. Menarik bukan?
Jika ingin menikmati sajian Saman massal dan Saman Roa Ingi, harap bersabar. Keduanya menjadi sajian puncak yang akan dipentaskan pada penutupan GAMIFest 2018. Jadi, sebaiknya nikmati wisata lain terlebih dahulu sambil belajar sejarah Gayo dan Alas. Karena pada akhir kegiatan, semua akan mencapai klimaks dengan tampilan memesona 15 ribu penari Saman Gayo.
Kepala Dinas Pariwisata Gayo Lues, Syarfuddin, mengatakan, dalam GAMIFest itu, akan ada workshop Saman pada perwakilan negara lain. Di mana, disebutkannya, ada beberapa negera sahabat yang akan terlibat dalam pentas Saman 15 ribu peserta itu. Usai itu, nantinya juga akan dibangun Saman Centre di Gayo Lues.
Sementara Kepala Bidang Pemasaran Disbudpar Aceh, Ramadhani, mengatakan selain membidik kunjungan wisatawan, GAMIFest 2018 juga menjadi magnet penarik investor karena pelbagai potensi yang dimiliki oleh wilayah Aceh tengah itu. Apalagi, selain menjual parade seni budaya, kegiatan GAMIFest 2018 juga diisi sport tourism, pameran, hingga expo.
“Dengan durasi event digelar panjang, kami harap wisatawan memiliki waktu cukup untuk menikmati semuanya,” kata Ramadhani. Jika pariwisata maju, lanjut Ramadhani, potensi pengembangan wilayah akan lebih cepat. Sebab, GAMIFest 2018 juga jadi cara untuk mengenalkan beragam potensi kepada para investor. [Adv]