ToA | Ist |
ToA | Banda Aceh – Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, meminta para ahli kesehatan di Aceh untuk terus meningkatkan keilmuannya sehingga mutu kesehatan masyarakat Aceh ikut meningkat. Hal tersebut, kata Nova, dibutuhkan karena ancaman penyakit menular, tidak menular dan tuberculosa, semakin parah mendera Aceh.
Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 menempatkan Aceh pada urutan teratas untuk beberapa jenis penyakit gangguan metabolisme, seperti jantung, diabetes, stroke dan hipertensi. Hal yang sama juga terjadi untuk penyakit tuberculosa. Profil Kesehatan Aceh tahun 2012 menyebutkan, ada sekitar 96/100 ribu penduduk Aceh menderita tuberculosa. Pada tahun 2012 kasus kematian dari penyakit ini mencapai 74 orang dari 4.672 penderita. Data itu menjadi bukti bahwa tantangan bagi para ahli kesehatan di Aceh kini semakin meningkat.
“Kondisi ini memaksa para ahli kesehatan agar tidak pernah berhenti menggali ilmu, baik itu melalui lokakarya, seminar, pelatihan khusus atau melalui simposium dan sebagainya,” kata Nova di acara Gelar Ilmiah Nasional Ikatan Alumni Kedokteran Unsyiah, Sabtu 13/10/2018.
Selain itu, fenomena kesehatan global yang terjadi di Aceh juga dapat dilihat dari perkembangan penyakit HIV/AIDS. Di era tahun 2000-an, saat masyarakat Aceh belum mengenal interaksi digital, sama sekali tidak ditemukan pasien HIV/AIDS di Aceh. Memasuki tahun 2005, kehadiran penyakit itu mulai terdeteksi di beberapa kota seperti Banda Aceh, Sabang, Langsa, Aceh Tamiang dan Aceh Tenggara.
Belakangan perkembangannya cukup mengejutkan, sebab di semua kabupaten dan kota sudah ditemukan pasien HIV/AIDS. Sampai tahun 2017, setidaknya ditemukan 632 kasus HIV/AIDS di Aceh. “Jumlah faktualnya bisa jadi lebih besar, sebab ada kemungkinan mereka yang terkena infeksi berusaha menyembunyikan penyakitnya,” kata Nova.
Situasi itu, kata Nova, membuat para ahli medis untuk lebih aktif mencari langkah-langkah penanganan yang efektif. Karenanya sangatlah tepat jika para ahli medis semakin aktif menggelar forum-forum ilmiah untuk peningkatan
pengetahuan dalam menangani penyakit tersebut.
“Ini juga menjadi salah satu dasar bagi Pemerintah Aceh dalam menempatkan isu kesehatan sebagai salah satu program prioritas di Aceh,” kata Nova.
Untuk Aceh, lanjut Nova, harapan masyarakat tentu bertumpu pada para ahli kesehatan yang merupakan alumni Fakultas Kedokteran Unsyiah. Karena itu, Nova dan masyarakat pastinya mengharapkan Fakultas Kedokteran Unsyiah untuk terus meningkatkan mutunya agar mampu menjawab berbagai tantangan kesehatan yang terjadi saat ini.
“Kita berharap para alumni Kedokteran Unsyiah dapat merumuskan langkah yang efektif dalam menjawab tantangan itu, sehingga persoalan kesehatan yang dialami masyarakat Aceh dapat ditangani dengan baik,” kata Nova.
Gelar Ilmiah Nasional Ikatan Alumni Kedokteran Unsyiah digelar selama dua hari di Auditorium Profesor Ali Hasjmi UIN Ar-Raniry. Dalam seminar ilmiah itu, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Indonesia Agus Widjojo, didapuk sebagai penyampai materi kuliah umum. [Humas-Aceh]