Banda Aceh | ToA – Sekretaris Daerah Aceh, Drs. Dermawan MM., berterima kasih kepada seluruh pegawai di jajaran pemerintah Aceh yang telah mendukung dan membantu kinerjanya selama dipercaya menjabat sebagai Sekda Aceh. Keberhasilan pemerintahan dalam lima tahun terakhir, kata Dermawan, merupakan keberhasilan bersama.
“Terima kasih (saya) kepada seluruh pegawai. Setiap keberhasilan yang diraih pemerintah Aceh tidak luput dari kerja sama semua pihak,” kata Sekda Dermawan saat apel pagi, Senin 28/01, di Halaman Kantor Gubernur Aceh.
Dermawan akan memasuki purna tugas pada akhir Januari 2019 ini. Artinya, ia akan memasuki masa pensiun dan menyelesaikan pengabdiannya sebagai Aparatur Sipil Negara.
“Saya berharap kepada kita semua untuk tetap melanjutkan hubungan silaturrahmi dan kekeluargaan,” kata Dermawan.
Dermawan menyebutkan, ia memiliki banyak kekurangan dan kerap emosional selama meimpinan birokrasi. Oleh sebab itu, Dermawan menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pegawai, baik di jajaran SKPA maupun di Sekretariat Daerah Aceh.
Dalam apel tersebut, Dermawan mengulang kisah tentang jejak karirnya sebagai pegawai negeri. Semula, kata Dermawan, ia tak berminat menjadi pegawai. Alasannya, ia tak ingin digaji orang. Ia berminat menjadi pengusaha sehingga bisa menggaji orang. Namun demikian, karena orang tuanya menginginkan Dermawan muda menjadi pegawai, ia patuh. Orang tuanya pula yang mendaftarkan dirinya ke sekolah ikatan dinas Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN). Selama menempuh masa pendidikan ia juga mendapatkan prestasi yang baik di APDN.
Dermawan mengatakan, dalam meniti karier, ia sudah menduduki berbagai posisi. Mulai dari pegawai kontrak, Kassubbag, Sekda Kabupaten Nagan Raya, Asisten Pemerintah Aceh sampai bertransformasi menjadi Sekda di Provinsi Aceh.
“Yang ingin saya sampaikan saya bisa jadi Sekda karena doa orang tua,” kata Dermawan.
Dalam amanatnya, Dermawan mengingatkan kepada seluruh Aparatur Sipil Negara yang berhadir dalam apel tersebut, bahwa jabatan bukanlah hak dari setiap orang. Jabatan, kata Dermawan merupakan kepercayaan dari pimpinan. Karena itu ia mengimbau seluruh pegawai untuk tidak menganggap jabatan sebagai pusaka. [Rafsanjani]