Bener Meriah — Direktur Utama LPP RRI M.Rohanuddin, bersama Bupati Aceh Tengah Drs.Shabela Abubakar, Wakil Bupati Bener Meriah Tgk. H. Sarkawi, dan perwakilan dari Kementerian Pertahanan, menghadiri acara Mengenang Peran dan Fungsi Radio Rimba Raya dalam mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia saat Agresi Militer Belanda kedua 1948-1949, yang dipusatkan di Tugu Radio Rimba Raya, Kabupaten Bener Meriah, Rabu 04 Juli 2018.
Acara tersebut diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Bener Meriah dalam rangka mengenang peran dan fungsi Radio Rimba Raya yang berada di Kabupaten tersebut dalam melanjutkan Kemerdekaan Republik Indonesia.
Wakil Bupati Bener Meriah Tgk. H. Sarkawi dalam pembukaan acara menerangkan bahwa peran Radio Rimba Raya yang sangat besar terlihat saat Presiden Soekarno dan Wakil Presiden M.Hatta ditangkap Belanda. Saat itu Belanda mengklaim Indonesia secara de facto sudah tidak ada dan kembali menjadi jajahan Belanda. Hal tersebut disampaikan secara luas oleh Belanda kepada dunia internasional.
Namun seorang Kolonel yaitu Syamaun Gaharu saat itu mengumumkan lewat Radio Rimba Raya bahwa Indonesia masih ada dan masih berdaulat. Siaran radio itu dibuat dalam lima bahasa dan disiarkan sampai ke PBB, yang saat itu sedang melaksanakan konferensi, sehingga klaim Belanda bahwa Indonesia sudah tidak ada terbantahkan.
“Semangat perjuangan inilah yang harus kita ingat, kenang dan wariskan dari generasi ke generasi, sebagaimana kalimat Presiden Soekarno agar jangan melupakan sejarah bahwa Aceh khususnya Tanah Gayo menjadi modal Kemerdekaan Republik Indonesia,” ucap Sarkawi.
Sarkawi pada kesempatan itu juga menyampaikan harapan kepada Pemerintah Pusat agar dapat memberikan dukungan untuk merevitalisasi, mefungsikan serta menata kawasan monumen tersebut dengan baik agar dapat dijadikan ikon Kabupaten Bener Meriah bahkan juga ikon Provinsi Aceh.
“Kita inginkan nanti adanya slogan: Belum sampai ke Gayo kalau belum sampai ke Monumen Radio Rimba Raya sebagaimana slogan belum sampai ke Sabang kalau belum sampai ke Tugu Nol Kilometer,” ujar Sarkawi.
Sementara itu, Direktur Utama LPP RRI M. Rohanuddin dalam sambutannya menyampaikan sebuah puisi karyanya sendiri yang menceritakan tentang sejarah Radio Rimba Raya dan peran pentingnya dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia saat Agresi Belanda ke-2 tahun 1948-1949.
“Radio Rimba Raya di tempat ini, tiba-tiba secara mengejutkan dengan suara lantang dan bertubi-tubi, mengalirkan ke seluruh magnitud darah perut bumi indonesia mengatakan dari sini Indonesia masih ada.”
Dalam sambutannya Rohanuddin mengatakan mengingat pentingnya tanah gayo bagi bangsa ini, maka menjadi penting untuk segera mencanangkan pada tahun ini pembangunan Stasiun Pemancar RRI di monumen Rimba Raya, yang nantinya akan disebut dengan Radio Rimba Raya.
“Saya akan menyampaikan hal ini kepada Menhan dan juga saya akan melaporkan kembali kepada Bapak presiden bahwa tanah gayo ini penting bagi bangsa ini, dan saya ingin minta kita bersama-sama bermunajat kepada Allah SWT mudah2an dalam waktu dekat ini akan hadir Stasiun RRI di tempat ini,” ujarnya.
Selanjutnya acara dilanjutkan dengan penandatangan Nota Kesepahaman tentang penataan dan pengembangan Kawasan Monumen Radio Rimba Raya yang di tandatangani oleh Bupati Aceh Tengah, Wakil Bupati Bener Meriah dan Dirut LPP RRI. []