BANDA ACEH – Badan Reintegrasi Aceh merupakan sebuah lembaga yang lahir untuk mengakomodir kebutuhan eks kombatan dan menyelesaikan permasalahan para korban konflik. Oleh karena itu, kehadiran BRA harus mampu menjadi solusi bagi para eks kombatan dan korban konflik.
Hal tersebut disampaikan oleh Plt Sekretaris Daerah Aceh M Nasir, saat membacakan Upacara Gubernur Aceh, pada Rapat Koordinasi Badan Reintegrasi Aceh dengan Satuan Pelaksana dan Penghubung BRA Kabupaten/Kota, di Aula Grand Nanggroe, Selasa (15/4/2025) malam.
“Kita punya tanggung jawab menjaga perdamaian Aceh. Tantangan masih kita hadapi, kemiskinan, kemiskinan, dan lainnya, dalam hal ini BRA harus hadir sebagai solusi dan harapan,” ujar Plt Sekda.
Dalam berbagai hal, Plt Sekda mengingatkan jajaran BRA untuk selalu memahami batas kewenangan dengan jelas di setiap tingkatan, menjaga integritas dan profesionalisme dalam bekerja, serta menjalankan aturan dan arahan secara konsisten demi pelayanan publik yang berpihak pada rakyat.
“BRA lahir dari amanat MoU Helsinki dan UU Pemerintahan Aceh. Tugasnya bukan sekedar administratif, tapi membangun kepercayaan sosial, menyatukan masyarakat, dan memberi ruang hidup yang adil, khususnya bagi para penyenitas konflik,” kata M Nasir.
Oleh karena itu, Plt Sekda mengapresiasi BRA atas penyelenggaraan rapat koordinasi ini. Melalui Rakor ini, M Nasir mengimbau agar BRA memperjelas otoritas dan memperkuat pelaksanaan tugas BRA, yang merupakan lembaga strategis dalam proses reintegrasi pascakonflik di Bumi Serambi Mekah.
“Gunakan forum ini untuk saling memperkuat, saling bersinergi dalam menyusun langkah-langkah strategi, dan membangun komunikasi terbuka demi mewujudkan Aceh yang damai, adil, dan sejahtera. Sebelum mengakhiri, saya minta seluruh ketua KPA yang sudah ada lahan pertanian, untuk segera mengusulkan perencanaan pada Ketua BRA agar proses land clearing bisa segera dilakukan,” ucap M Nasir.
Usai membuka Rakor BRA, M Nasir menjelaskan kepada awak media, bahwa Rakor BRA ini merupakan momentum yang sangat tepat untuk menyusun program yang partisipatif.
“Rakor ini mempertemukan seluruh satuan pelaksana di tingkat kabupaten dan kota yang tentu saja memahami dan mengetahui apa saja yang dibutuhkan para eks kombatan, apa yang dibutuhkan para korban konflik,” kata Plt Sekda.
“Jadi, Rakor ini tentu menjafi sarana bagi BRA untuk menyusun sebuah rencana kerja yang bisa diterima oleh seluruh wilayah. Ini penting, karena BRA hadir pascakonflik untuk mengakomodir para eks kombatan dan para korban konflik terselesaikan masalahnya,” pungkas Plt Sekda Aceh.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Ketua BRA Jamaluddin, Plt Kepala Sekretariat BRA Zulkifli, anggota DPRA Ilmiza Sa’aduddin Djamal dan Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Aceh Akkar Arafat. []