Banda Aceh – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Martini meminta pemerintah Aceh di bawah kepemimpinan Nova Iriansyah turun tangan mencarikan solusi terkait langka dan tingginya harga minyak goreng.
Hal itu disampaikan Martini dalam interupsinya saat rapat paripurna DPRA dengan agenda penetapan pergantian ketua DPRA periode 2019-2024 dari Fraksi Partai Aceh (PA), Senin 21 Maret 2022.
Saat itu pesan Martini ditujukan kepada Asisten I Setda Aceh M Jafar yang mengikuti paripurna mewakili Gubernur Aceh.
“Tolong pemerintah Aceh turun tangan terkait kelangkaan minyak goreng,” kata Martini.
Menurut politisi Partai Aceh itu, mahal dan langkanya minyak goreng telah membuat beban masyarakat bertambah.
Kelangkaan dan mahalnya minyak goreng telah menjadi fenomena di Indonesia saat ini. Hal itu terjadi di seluruh provinsi di tanah air. Hingga kini belum ada solusi terkait hal itu.
Faktor penyebab kelangkaan minyak goreng sedang ditelusuri dengan ketat saat ini. Adanya dugaan penimbunan minyak goreng yang dilakukan oleh para mafia pangan pun beredar di kalangan masyarakat. Asumsi ini tak bisa dipungkiri, mengingat susahnya para warga menemukan ketersediaan minyak goreng di pasar dan toko bahan pangan.
Hal lain yang diduga juga menjadi faktor penyebab kelangkaan minyak goreng adalah karena fenomena panic buying. Beberapa waktu lalu, warga berbondong-bondong memborong semua persediaan minyak goreng di pasaran, dan perilaku ini tak hanya terjadi di satu daerah melainkan di seluruh pelosok Indonesia.
Selain itu masih ada juga penyebab lain yang diduga menjadikan minyak goreng langka, yaitu adanya penarikan pasokan minyak goreng dari pasaran oleh distributor. Penarikan ini sendiri bertujuan untuk refraksi sekaligus ganti rugi harga lama dari pihak pemerintah. []