ToA | Blangkejeren – Gayo Alas Mountain Festival (Gamifest) dan Festival Bejamu Saman Resmi ditutup oleh Kepala Museum Nasional, Drs. Siswanto mewakili Dirjen Kebudayaan, Kemendikbud dan Bupati Kabupaten Gayo Lues, Muhammad Amru di Lapangan Bola Seribu Bukit, Blangkejeren, Sabtu (24/11/2018).
Penutupan kedua festival tersebut ditandai dengan pumukulan rapai dan penampilan tarian saman dan bines yang dimainkan oleh ratusan penari.
Istri Plt. Gubernur Aceh, Dyah Erti Idawati juga tampak hadir pada acara penutupan festival tersebut, ratusan masayrakat juga ikut meramaikan dan menyaksikan kedua event besar yang sudah berlangsung selama tiga bulan itu.
Bupati Gayo Lues, Muhammad Amru mengatakan, Kedua festival yang dilaksanakan di kawasan tengah Aceh yang meliputi Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues dan Aceh Tenggara itu merupakan salah satu upaya strategis dalam rangka mempercepat usaha pembangunan di empat wilayah tengah.
“Isu Strategis ini menyahuti keinginan Presiden RI Joko Widodo untuk membangun Indonesia dari pinggiran, pinggiran itu bukan bukan saja dari pedesaan, tapi juga daerah pedalaman Provinsi Aceh, khususnya wilayah tengah Aceh,” kata Amru.
Ketertinggalan ke empat kawasan tengah Aceh kata Amru, merupakan pekerjaan paling besar bagi Pemerintah Indonesia saat ini. Namun demikian, Pemerintah daerah di kawasan tengah Aceh ikut bertanggung jawab terhadap pembangunan di wilayah tersebut.
“Dengan kemampuan yang ada, isu strategis yang kami beri nama Gamifest sebagai usaha pengembangan diri ,memperbaiki diri, serta mendongkrak berbagai ketinggalan akan terus diupayakan agar Kawasan tengah menjadi kawasan strategis pembangunan nasional,” ujar Amru.
Amru menyampaikan, kegiatan Gamifest akan menjadi agenda tahunan, untuk tahun 2019 Gamifest akan dibuka di Gayo Lues dan akan ditutup di Kebupaten Aceh Tenggara. Sedangankan pada tahun 2020, Gamifest akan dibuka di Aceh Tenggara dan ditutup di Bener Meriah.
“Ini merupakan wujud kebersamaan dalam membangun kawasan Gayo Alas yang dibungkus dala, Festival Budaya, intinya adalah harapan dan perhatian dari Pemerintah pusat terhadap perceoatan Pembangunan di wilayah tersebut,” kata Amru.
Kawasan Gayo dan Alas lanjut Amru harus dibangun secara khusus karena memiliki kelebihan tersendiri, baik alam maupun budayanya yang berbeda dengan daerah pesisir.
“Kawasan ini dkenal dengan Taman Lausernya, Saman, Kopi, Hutan Pinus, dan berbagai ragam budaya dan seni yang tidak dmiliki daerah lain,” ujar Amru.
Pada kesempatan tersebut, Amru juga menyampaikan permohonan kepada Pemerintah Pusat melalui Dirjen Kebudayaan agar dapat membantu membangun “Saman Center” sebagai pusat kebudayaan Gayo Lues.
Selain itu, Amru juga mengusulkan kepada Pemerintah Pusat agar tanggal 24 November dijadikan sebagai Hari Saman dan Kerawang Internasional.[ADV]
Wakil Ketua TP PKK Aceh, Dyah Erti Idawati menyerahkan hadiah pada penutupan Gayo Alas Mountain Internasional Festival (GAMIFest) di Gayo Lues, 24 November 2018.Foto : Heri Juanda | Humas Aceh |