Banda Aceh | ToA — Provinsi Aceh berhasil meraih Juara Harapan I pada gelaran Teknologi Tepat Guna (TTG) tingkat nasional ke 21 di Bengkulu, Senin (23/9).
Dalam even inovasi teknologi tingkat nasional tersebut, Aceh berhasil memperlihatkan inovasi teknologi alat produksi minyak nabati multi umpan dengan bahan biji kemiri, biji kacang, biji kelor, dan alpukat.
Even nasional tersebut diikuti oleh 4 ribu inventor dari 34 provinsi seluruh Indonesia.
Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh, Iswanto menjelaskan, kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan inovasi teknologi perdesaan guna menyongsong era industri 4.0 dengan ragam kegiatan bidang teknologi diantaranya, lomba Inovasi TTG, lomba TTG unggulan, rakornas TTG dan Widya Wisata.
Selain itu, kata Iswanto, gelaran TTG tersebut adalah wadah dan instrumen bagi inovator untuk mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat desa melalui berbagai temuan yang berbasis kearifan lokal. Dalam penilainnya, Kemendes PDTT melakukan rhe-checking langsung ke Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna (Posyantek).
Iswanto menjelaskan, sebelumnya Aceh sudah mengikuti tahapan-tahapan proses perlombaan, yakni pada tanggal 16 Agustus pihak inventor Aceh mengajukan 1 karya inovasi teknologi untuk dilombakan pada gelar TTG ke 21 di Bengkulu. Selanjutnya, tim dari Kemendes PDTT melakukan peninjauan dan penilaian ke Posyantek di Aceh (yang melakukan pengajuan), dan Aceh berhasil masuk dalam 6 besar.
Setelah itu, peserta inventor dari Aceh melakukan presentasi di Jakarta pada tanggal 2 September sehingga membawa Aceh meraih juara harapan 1 tingkat nasional.
Selain perolehan juara harapan satu inovasi teknologi, penghargaan juga diberikan kepada Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah dalam Kategori Kepala Daerah yang melakukan pembinaan kepada inovator teknologi tepat guna.
Iswanto mengaku sangat bangga dan memberikan apresiasi kepada Muhammad Dani sebagai inventor yang telah mengharumkan nama Aceh di kancah nasional.
Sementara itu, Menteri Desa PDT dan Transmigrasi Eko Putro Sanjodyo, mengatakan pemerintah Indonesia sangat menyadari bahwa kesenjangan sosial akan menimbulkan pertumbuhan ekonomi yang tidak berkelanjutan dan akan menimbulkan masalah sosial di desa-desa.
Untuk itu, kata Menteri Eko, mengatasi persoalan itu sejak tahun 2015 Presiden Joko Widodo telah mengalokasikan dana desa sebesar 257 Triliun untuk pembangunan sarana dan prasarana di pedesaan.
Ia juga berharap, dengan adanya hasil inovasi teknologi tepat guna ini dapat menggantikan penggunaan produk produk impor sehingga pertumbuhan ekonomi yang dipertahankan selama ini secara otomatis akan menaikkan impor Indonesia, sehingga angka devisit tidak akan terus naik. (adv)