ToA | Banda Aceh, Wakil Gubernur Aceh, Nova Iriansyah Menerima sebuah foto Kawanan Gajah Liar dari panitia pameran foto menyambut hari Bumi ke 22 di Pelataran pasar Aceh, 21/4/2018. |
Banda Aceh – Program Aceh Green merupakan salah satu bukti kuatnya komitmen Pemerintah Aceh, terkait penyelamatan hutan dan lingkungan di Bumi Serambi Mekah.
Penegasan tersebut disampaikan oleh Wakil Gubernur Aceh Nova Iriansyah, kepada awak media usai mengunjungi Pameran Photo menyambut Peringatan Hari Bumi 22 April, yang diselenggarakan oleh Forum Jurnalis Lingkungan, di halaman Pasar Aceh Baru, Sabtu (21/4/2018).
“Political will dan Good will Pak Irwandi Yusuf sudah terasa, bahkan sejak periode pertama beliau bertugas sebagai Gubernur Aceh. Nah ini tentu akan kita teruskan dan kita perkuat lagi. Program Aceh Green adalah salah satu bentuk komitmen kita terkait penyelamatan lingkungan sangat kuat dan konkrit,” ujar Nova.
Meski demikian, sambung Nova, perjuangan untuk membuat Illegal Logging menjadi zero atau nol bukanlah pekerjaan mudah. Namun, dunia internasional dan seluruh umat manusia sudah sangat menyadari bahwa hutan, tanah, air dan udara adalah sumber kehidupan kita, dan kita semua kita wajib menjaganya.
“Gambar Berbicara lebih keras dari kata-kata. Oleh karenanya, saya menghimbau kegiatan-kegiatan yang menampilkan visual grafis terkait berbagai hal yang terjadi dengan lingkungan kita khususnya hutan, harus lebih sering, lebih masif dan lebih memasyarakat.”
Kegiatan hari ini, sambung Wagub, telah menampilkan kondisi lingkungan Aceh apa adanya. ditampilkan di tengah-tengah masyarakat agar masyarakat melihat serta tergerak untuk bersama-sama bertanggungjawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan yang nantinya harus diwariskan kepada anak cucu.
“Nah apa yang telah dilakukan oleh kawan-kawan FJL hari ini adalah sebuah upaya yang sangat bagus. Pameran ini membuktikan bahwa tanpa menghadirkan semua pemangku kebijakan, maka penyelamatan lingkungan menjadi sangat berat.”
“Minimal, setelah melihat pameran hari ini, masyarakat menjadi tahu berbagai hal negatif terkait kerusakan hutan kita. Ini tentu akan menggugah serta menimbulkan rasa, bahwa kita semua berkewajiban untuk berperan aktif dalam upaya-upaya pelestarian lingkungan,” imbuh Wagub.
Nova mengungkapkan, niat baik Pemerintah Aceh ingin agar visual tentang lingkungan ditampilkan dengan apa adanya, tidak perlu ditutup-tutupi, sehingga semua pihak tahu apa yang sedang terjadi dengan lingkungan Aceh.
“Harus apa adanya dan tidak ditutup-tutupi. Sehingga kita akan tahu tentang tingkat kerusakannya, kita tahu tentang tren deforestasinya, dengan demikian kita tahu harus bagaimana menyelamatkannya.”
Wagub menambahkan, upaya dalam bidang visual dengan menampilkan karya poto yang berkualitas dan dramatis, tentang apa yang sedang terjadi dengan lingkungan dan hutan Aceh akan sangat baik dan positif.
“Ke depannya, bersama kita cari solusinya, kita cari skema penyelamatannya dan peran fotografer FJL dalam memvisualisasikan situasi terkini kondisi lingkungan dan hutan Aceh tentu sangat signifikan, Pemerintah Aceh sangat mengapresiasi apa yang teman-teman lakukan hari ini,” pungkas Wakil Gubernur.
Kegiatan yang mengangkat tema ancaman dan kerusakan lingkungan Aceh ini diikuti oleh para fotografer lintas media dan lintas profesi. Di akhir kunjungan, Wagub mendapat hadiah kejutan, yaitu memilih salah satu photo yang dipamerkan untuk di bawa pulang.
Setelah melihat-lihat, pilihan Wagub jatuh pada photo berjudul ‘Kawanan Gajah Liar Memasuki Areal Persawahan’. Photo hasil Bidikan Zian Mustaqin, wartawan Harian Rakyat Aceh itu diabadikan beberapa waktu lalu di Kecamatan Keumala Kabupaten Pidie. (Rilis)